Pound dipasangkan dengan dolar mengalami kenaikan dan penurunan pada pekan lalu - naik terlebih dahulu ke pertengahan level 1,3000an, beberapa hari setelahnya harga jatuh ke kisaran 1,2848, dengan itu memperbarui level terendah tahunan. Namun, pasangan GBP/USD mengakhiri trading selama lima hari pada catatan besar, menyentuh batas level 1,2900an. Fluktuasi harga semacam ini dikarenakan oleh faktor-faktor fundamental yang benar-benar berbeda - jika pada awal pekan pound hanya bereaksi pada situasi di dalam negeri saja (statistik makroekonomi Inggris, komentar para politisi terkait Brexit, dll), maka GBP/USD bergerak sehubungan dengan mata uang AS pada hari Jumat. Resep untuk pertumbuhan lebih lanjut pasangan GBP/USD cukup sederhana: ketenangan dari pihak politisi terhadap latar belakang penurunan umum sentimen anti risiko di pasar valuta asing. Di bawah kondisi ini, dolar akan terus melemah, sementara pound pada akhirnya akan dapat memenangkan kembali rilis-rilis makroekonomi pekan lalu, yang berlalu tanpa perhatian dari para trader.
Kami ingatkan bahwa pekan lalu mata uang Inggris terpaksa merespon sejumlah faktor politik terkait dengan prospek proses negosiasi antara London dan Brussels. Negosiasi itu sendiri tidak akan dimulai hingga Maret, namun kini ada pertarungan korespondensi yang cukup keras antara para politisi. Ketua negosiator dari pihak Inggris mengusulkan "opsi Kanada" pada para kolega Eropanya. Berdasarkan opsi ini, London memasuki sebuah kesepakatan dengan Brussels sama seperti Comprehensive Economic and Trade Agreement (CETA) antara Uni Eropa dan Kanada. Opsi ini melibatkan perdagangan bebas-pajak, dengan pengecualian sejumlah pasar barang dan jasa. Alternatifnya, ia mengusulkan "versi Australia". Dalam versi ini, kedua belah pihak dapat memilih sektor-sektor ekonomi mana saja yang dapat mereka sepakati, sementara area-area lainnya akan tetap diatur oleh World Trade Organization.
Ketua negosiator UE Michelle Barnet menolak kedua opsi tersebut dengan mengatakan bahwa hubungan ekonomi antara Inggris dan UE memiliki karakteristiknya sendiri. Jadi skenario yang diusulkan tidak dapat diterima. Ia juga mengingatkan bahwa London harus menerima yurisdiksi Pengadilan UE jika terjadi sengketa dagang. Johnson bereaksi negatif terhadap sikap para petinggi Eropa.
Ini jauh dari friksi pertama antara kedua belah pihak pada malam maraton negosiasi selama 10 bulan. Sebelumnya, Brussels berjanji akan mendukung Spanyol dalam masalah klaim wilayah Gibraltar, sementara Johnson mengancam akan benar-benar meninggalkan meja negosiasi. Trader GBP/USD dipaksa merespon pernyataan-pernyataan ini dan mengabaikan laporan-laporan makroekonomi terpenting. Namun, perlu diingat di sini bahwa faktor-faktor politik memiliki dampak jangka pendek pada pasangan ini. Sementara statistik kunci tengah menunggu untuk dirilis. Itulah mengapa laporan-laporan yang dirilis pekan lalu berada dalam "mode standby". Bahkan pada umumnya, angka statistik bulan Januari memungkinkan Bank of England untuk terus mempertahankan sikap tunggu dan lihat.
Pertama, semua indikator inflasi bulan Januari dirilis lebih baik dari ekspektasi. Dalam skala tahunan, indeks harga konsumen umum melonjak ke 1,8% - belum ada hasil yang sama sejak musim panas lalu. Inflasi inti juga dirilis dalam zona hijau, pulih ke 1,6%. Sebagai tambahan, indeks harga ritel naik ke level tertinggi enam bulan (pada skala tahunan), dan indeks harga pembelian produsen tidak turun ke -0,1%, namun diluar dugaan naik ke 2,1%. Sama halnya dengan indeks harga produsen yang naik: +0,3% m/m, 1,1% y/y. Data yang dirilis pada pasar buruh juga mendukung pound (diluar gaji): tingkat pengangguran tetap di rekor terendah 3,8%, sementara tingkat pertumbuhan jumlah aplikasi untuk tunjangan pengangguran mencapai 5.000, sebelumnya sebagian besar pakar memperkirakan aplikasi mencapai level 20.000.
Kami juga puas dengan penjualan ritel. Aktivitas konsumen Inggris meningkat, meskipun terdapat kepanikan mengenai penyebaran virus corona. Total perdagangan ritel (termasuk harga bbm) tumbuh 0,9% pada bulan Januari dalam skala bulanan dan 0,8% dalam skala tahunan (kedua indikator dirilis lebih baik dari ekspektasi). Diluar harga bbm, indikator menunjukkan pertumbuhan yang lebih signifikan: pertama, indikator meninggalkan area negatif dan naik ke 1,6% (bukan level yang diperkirakan 0,8%) dalam skala bulanan dan naik ke 1,2% yoy, bukan kenaikan yang diperkirakan ke 0,5%.
Dengan kata lain, hampir semua laporan makroekonomi dirilis dalam zona hijau pekan lalu. Sebagian laporan tersebut jauh melampaui angka perkiraan. Semua ini menunjukkan bahwa BoE kemungkinan akan mengambil sikap tunggu dan lihat pada rapat selanjutnya (pada 26 Maret).
Kalender ekonomi untuk pasangan GBP/USD praktis kosong pada pekan depan: dolar akan merespon "sejarah virus corona", dan pound akan merespon arus berita terkait prospek proses negosiasi antara London dan Brussles. Jika sentimen anti-risiko mereda (cotohnya, jika tingkat pertumbuhan korban yang pulih lebih besar dari tingkat pertumbuhan korban terinfeksi) dan politisi Eropa dan Inggris mengambil jeda sebelum negosiasi resmi dimulai, maka pound akan berpeluang tidak hanya kembali ke batas-batas level 1,3000an, namun juga dengan meyakinkan melangkahi level resistance ini. Berbeda dengan euro, mata uang Inggris memiliki alasan yang kuat untuk pertumbuhannya, yang seringkali terpendam oleh pernyataan nyaring dari para politisi.
