UE telah merilis serangkaian data, dari rilis tersebut, menjadi jelas bahwa harga konsumen di Jerman meningkat dengan tak terduga pada Juli. Kenaikan tipis ini, semoga, tidak memengaruhi prakiraan pasar mengenai penurunan suku bunga deposit ECB, serta langkah-langkah untuk mengurangi kebijakan moneter lebih lanjut.

Bank Sentral Eropa pada bulan Juli memperjelas bahwa mereka siap untuk menurunkan suku bunga jangka pendek dan kembali memulai program pembelian surat-surat berharga berskala besar. Dalam sebuah laporan yang menyertai rapat tersebut, para pemodal berfokus pada pelemahan perekonomian di zona Eropa, dan juga menyatakan kekhawatiran terhadap faktor-faktor negatif global - konflik dagang dan Brexit.

Rapat ECB selanjutnya akan digelar pada 12 September. Serangkaian langkah-langkah memukau diperkirakan akan diambil pada hari itu, termasuk pemangkasan suku bunga sebesar 0,25% dan dimulainya kembali program pelonggaran kuantitatif. Hal ini memberikan tekanan pada mata uang tunggal dan pasangan EUR/USD. Pada saat yang sama, beberapa faktor beragam saat ini tengah beroperasi di pasar keuangan.

Di sisi lain, para investor mengkhawatirkan tahap baru konflik dagang antara Beijing dan Washington. Pengenalan pajak impor baru atas barang-barang China dan "pemotongan" oleh D. Trump pada Jumat saat penutupan kesepakatan dagang meningkatkan risiko perlambatan ekonomi global yang lebih kuat. Di sisi lain, perekonomian AS nampak cukup stabil ketika dibandingkan dengan raksasa-raksasa dunia, dan terus berkembang. Oleh karena itu, investasi aset-aset AS dan dolar terus mengalir.

Pemilik Gedung Putih terus mengkritik the Fed karena menolak mengikuti arahannya terkait penyesuaian suku bunga. Namun, pelonggaran kebijakan moneter tidak akan memenuhi keinginan D. Trump, dengan signifikan melemahkan posisi dolar.

"Hard" Brexit walau bagaimanapun akan terjadi pada Oktober. Ketidaksepakatan politik dan ekonomi dalam UE tengah meningkat: Liga Italia menentang kebijakan fiskal UE dan menginginkan kenaikan anggaran defisit negara, yang bertentangan dengan aturan UE. Jangan lupakan lambannya proses terkait dengan UE di Yunani dan Spanyol, serta percepatan devaluasi mata uang nasional di beberapa negara. Tiga bank sentral - India, Thailand, dan Selandia Baru - telah menurunkan suku bunga. Semua ini adalah risiko yang diremehkan, yang hanya menambah porsi negatif terhadap suasana bisnis.

Mengingat masalah-masalah geopolitik dan ekonomi global, para investor akan lebih memilih safe haven dan dolar. Jadi, posisi terpendek pada pasangan EUR/USD akan berperan sebagai strategi jangka panjang yang paling menguntungkan.